Rupiah Tekan Dolar AS, Kini Menguat ke Rp15.185 USD : Okezone Economy

Berita159 Dilihat

JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) akhirnya ditutup menguat tipis pada naik 4 poin di level Rp15.185 dari penutupan sebelumnya di Rp15.190.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS melemah pasca rilis pembacaan indeks harga konsumen (IHK) AS terbaru, diperkirakan akan meningkat sedikit di bulan Juli menjadi 3,3%, sementara tingkat inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, diperkirakan akan naik 4,8% secara tahunan.

 BACA JUGA:

“Pertemuan Federal Reserve berikutnya pada bulan September dan rilis inflasi yang lemah dapat memperkuat ekspektasi bahwa para pembuat kebijakan akan setuju untuk mengakhiri kenaikan suku bunga,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (10/8/2023).

Pembuat kebijakan Fed telah mengisyaratkan hal ini awal pekan ini, dengan Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker menyarankan suku bunga sudah cukup tinggi, menggemakan pandangan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic.

 BACA JUGA:

Pasar uang saat ini memiliki peluang 86,5% bagi The Fed untuk membatalkan kenaikan suku bunga lainnya pada pertemuan bulan September, dan memperkirakan langkah selanjutnya sebagai pemotongan, kemungkinan pada musim semi tahun depan.

Baca Juga: Bertabur Hiburan dan Edukasi Keuangan, Pesta Rakyat Simpedes 2023 Siap Menyapa Warga Bandung


Follow Berita Okezone di Google News


Data pada hari Rabu menunjukkan ekonomi China tergelincir ke dalam deflasi bulan lalu, setelah laporan pada hari sebelumnya menunjukkan kemerosotan yang lebih besar dari perkiraan baik untuk impor maupun ekspor.

Dari sisi Internal, saat ekonomi global mengalami ancaman stagnasi pertumbuhan ekonomi, Indonesia mampu mencatat akselerasi perekonomian melebihi ekspektasi pasar. Maka, terbuka ruang bagi perekonomian domestik tetap melaju kuat pada sisa paruh kedua tahun ini.

Baca Juga  Dinas Bina Marga Targetkan Seluruh Jalanan Ibukota Mulus

Di sisi lain, perlambatan ekonomi global mengakibatkan sumbangsih ekspor terhadap PDB menurun.

 BACA JUGA:

Bila dilihat berdasarkan pengeluaran, sumber pertumbuhan PDB ditopang oleh permintaan domestik, menunjukkan kualitas pertumbuhan yang baik. Konsumsi pemerintah meningkat sebesar 10,62%, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,23%, dan investasi mencapai 4,63%.

Dari sisi eksternal, pengeluaran ekspor barang dan jasa terkontraksi sebesar 2,75% seiring dengan melemahnya permintaan global dan turunnya harga komoditas ekspor utama seperti batubara dan crude palm oil (CPO). Kontraksi ini mengakibatkan kontribusi ekspor terhadap PDB turun dari 24,6% di tahun lalu menjadi 20,3% pada kuartal kedua tahun ini.

Akan tetapi, penurunan tersebut mampu ditutupi oleh kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB yang naik dari 17,92% pada kuartal dua tahun lalu menjadi 18,25% pada kuartal kedua 2023. Kontribusi sektor manufaktur memiliki arti penting dalam peningkatan produktivitas perekonomian domestik.

Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan terjaga dengan baik ke depannya. Hal ini tercermin dari beberapa indikator seperti purchasing manager index (PMI), indeks keyakinan konsumen, dan kredit perbankan yang masih tumbuh positif.

Dukungan pemerintah tentunya masih sangat diperlukan di tengah-tengah perlambatan ekonomi dunia yang diperkirakan masih akan berlangsung.

Ruang fiskal yang cukup memungkinkan pemerintah untuk belanja lebih ekspansif untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,3% sepanjang tahun ini.

Berdasarkan sentimen diatas, mata uang rupiah diprediksi bergerak fluktuatif cenderung bergerak melemah di rentang Rp15.160 – Rp15.240.

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *